Parah! Kunjungan Jokowi Ke Gedung Putih As Ternyata Nyogok $80.000 Dollar?

Tidak boleh berlarut mengenai isu kunjungan jokowi ke gedung putih menemui obama adalah settingan alias nyogok hanya untuk keren-kerenan. dalam isu itu menyebutkan jika perusahaan konsultan dari Singapura yang membayarnya ini harus segera diklarifikasi oleh Menteri Luar Negeri Retno Marsudi.

‎”Sangat memalukan jika kabar tersebut benar. Begitu rendahnya posisi tawar negara sebesar Indonesia apabila untuk bertemu dengan Presiden AS harus diatur oleh makelar,” ujar Sekjen Humanika, Sya’roni kepada Kantor Berita Politik RMOL sesaat lalu (Jumat, 6/11).‎

Dalam peta pergaulan internasional, sebut Sya’roni, posisi Indonesia tidak bisa dipandang sebelah mata. Indonesia adalah anggota G-20, APEC, OKI dan berbagai organisasi internasional lainnya. Dengan seabrek posisi strategis tersebut mestinya menjadi sangat mudah bagi Presiden Jokowi untuk bisa bertemu dengan Presiden Obama.

‎”Menlu Retno harus segera bicara terbuka kepada publik. Kalau ternyata kabar makelar itu benar adanya, maka Menlu Retno harus segera mengundurkan diri karena telah merendahkan lambang negara yakni Presiden Indonesia,” desak Sya’roni.‎

“Terasa aneh juga kenapa harus menunggu 1 tahun, Presiden Jokowi baru bertemu Presiden Obama. Umumnya, jika ada presiden baru yang terpilih di suatu negara, maka berkunjung ke Gedung Putih merupakan agenda yang utama,” sambung Sya’roni.‎

Bisa jadi, menurut Sya’roni, lamanya presiden Jokowi baru bisa bertemu Presiden Obama karena kegagalan pihak Kemenlu dalam melakukan loby ke AS. Para pejabat Kemenlu gagal menunjukkan kehebatan Indonesia di depan para petinggi AS.

‎”Indonesia negara besar, mestinya tidak perlu mengemis-ngemis untuk bertemu Obama, apalagi sampai harus membayar ke makelar. Pertemuan antar kepala negara harus dilakukan dalam posisi sejajar,” kata Sya’roni.

‎Kabar pertemuan Jokowi dan Obama diatur konsultan diungkap akademisi dari Australia National University (ANU), Dr. Michael Buehler.‎ Menurut dia, pertemuan tersebut diatur oleh konsultan Singapura Pereira International PTE LTD dan konsultan PR di Las Vegas, R&R Partners, Inc. Pihak Pereira Internasional menurut Buehler, membayar ‎sebesar 80 ribu dolar AS kepada perusahaan R&R Partners, Inc.

‎”Jika benar menggunakan makelar, maka jelas sekali Presiden Indonesia tidak memiliki posisi tawar di depan Presiden Amerika Serikat. Lantas buat apa ada kunjungan ke AS kalau hanya untuk merendahkan bangsa Indonesia,” kata Sya’roni.
‎Mestinya, masih kata Sya’roni, kalau Presiden Obama tidak bersedia bertemu Jokowi, Kemenlu tidak perlu memaksakan diri sampai harus membayar ke makelar.

“Penolakan AS bisa menjadi bahan instropeksi bagi Presiden Jokowi dan sekaligus menjadi pemacu untuk meningkatkan posisi tawar. S‎ebagai pembelajaran ke depan, jika kabar makelar itu benar, maka Presiden Jokowi harus memecat Menlu Retno, Dubes RI untuk AS, dan pejabat lainnya yang terlibat,” demikian Sya’roni.[rmol]
Sumber : POSMETRO INFO

Halaman Berikutnya:

0 Response to "Parah! Kunjungan Jokowi Ke Gedung Putih As Ternyata Nyogok $80.000 Dollar?"

Post a Comment