Penuhi Cita-Cita Anaknya Yang Meninggal, Wanita Ini Tanam Pohon Selama 12 Tahun

Ibu merupakan seseorang yang rela berkorban untuk anaknya. Demi rasa cintanya untuk sang anak, seorang ibu kadang rela untuk melakukan apa saja. Sama halnya dengan ibu asal Tiongkok ini.

Yi Jiefeng merupakan salah satu ibu yang berusaha untuk memenuhi cita-cita anaknya. 16 tahun lalu, Jiefeng kehilangan satu-satunya anak yang dicintainya, Yang Ruizhe. Berada dalam kesedihan yang mendalam, Jiefeng akhirnya memutuskan untuk memenuhi cita-cita sang anak untuk menanam pohon di gurun pasir Arid Alashan, Mongolia.

Untuk memenuhi cita-cita anaknya, Jiefeng dan suami pun menggunakan asuransi sang anak untuk membuat perusahaan bernama Green Life di 2003. Hingga saat ini, Jiefeng sudah melakukan reboisasi selama 12 tahun.

Jiefeng mengaku kalau ia sama sekali tidak tahu tentang agrikultur awalnya. Hal tersebut membuat kegiatan menanam pertama yang mereka lakukan gagal total. Tidak menyerah, mereka melakukan konsultasi kepada ahli perhutanan. Akhirnya mereka pun berhasil di musim selanjutnya.

"Sepertinya anakku mengirimkan energi positifnya pada kami," ungkap Jiefeng. "Saat kami selesai menanam langsung turun hujan besar. Sejak saat itu, kami akan pergi untuk menanam pohon setiap tahunnya dan selalu hujan. Ini membuat pohon-pohon tersebut dapat bertahan hidup hingga 85 persen."

Tak hanya itu, Jiefeng mengungkap kalau hal yang ia lakukan ini membuatnya lebih sadar akan masalah kekeringan yang terjadi di Tiongkok. Ia pun merasa mempunyai tanggung jawab sosial dan memutuskan untuk terus melakukan reboisasi. Jiefeng bahkan sampai menjual 2 rumahnya karena sempat kehabisan dana untuk melakukan kegiatan sosialnya itu.

"Kami punya dana yang terbatas," kata Jiefeng. "Kami hanya bisa melakukan kegiatan kecil saat banyak yang harus dilakukan. Aku sudah berusia 66 tahun sekarang, tapi aku hanya punya waktu tidur selama 3-4 jam perhari. Aku bahkan tidak punya waktu yang cukup untuk tidur demi mendapatkan uang untuk proyek tersebut."

Karena kegiatan baiknya itu, Jiefeng akhirnya mendapat banyak bantuan dana dan volunteer. Bantuan tersebut terus meningkat semenjak 2008. Ia merasa bahagia karena kerja kerasnya akhirnya dihargai.

Halaman Berikutnya:

Tweet