Masih sangat belia dan tidak patut jika ia mendapatkan hukuman seberat itu, Seorang gadis yang masih duduk di bangku kelas I Sekolah Menengah Pertama (SMP) di Sragen, Rin (14) ditelanjangi dan diarak keliling kampung, Selasa (12/1/2016). Warga Dukuh Plempeng, Desa Mojorejo, Kecamatan Kaangmalang, Sragen, ini dituduh telah mencuri sandal dan pakaian milik tetangganya.
Aksi main hakim sendiri dengan perlakuan tidak senonoh yang menimpa putri dari pasangan Jumadi (59) dan Karsi (55) ini berawal ketika keluarga Sukamto (52) yang tinggal tidak jauh dari rumah korban mengaku telah kehilangan sejumlah barang. Setelah diusut, diketahui barang-barang tersebut ternyata telah dicuri oleh Rin.
Mengetahui hal itu, Sukamto bersama istri dan salah satu kerabatnya langsung melabrak rumah Rin. Awalnya mereka hanya memarahi Jumadi dan Karsi karena dinilai tidak bisa mendidik anaknya. Kemarahan tidak berhenti sampai disitu, Sukamto seketika menggeret Rin yang saat itu sembunyi di dalam kamar. "Saat itu keluarga Sukamto marah-marah dan saya dituding-tuding. Katanya saya tidak becus mengurus anak, kalau membela berarti saya dianggap membela maling," ujar Jumadi.
Keluarga Sukamto juga sempat menggeledah Kamar Rin dan mendapati barang yang dicuri tersimpan di kamar. Seketika barang itu diambil dan dikalungkan di leher Rin. Sementara, Rin sebelumnya juga dipaksa untuk melucuti pakaiannya hingga buu9il. Rin sendiri tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa menangis. Sementara Jumadi dan istri yang melihat anaknya ditelanjangi juga tidak kuasa berbuat apa-apa.
Tidak berhenti sampai disitu, Rin yang telanjang dan berkalungkan sandal serta pakaian curian kemudian dipaksa berjalan keliling kampung. Para tetangga yang menyaksikan juga tidak kuasa menolong. Aksi itu baru berhenti setelah Rin berjalan sekitar 1 kilometer, seorang tokoh masyarakat setempat melihat kejadian itu dan meminta Rin masuk ke rumahnya. "Awalnya saya melihat orang telanjang berjalan dan tidak tahu ada masalah apa. Saya kemudian inisiatif meminta Rin masuk ke rumah dan memakai baju," ujar Widodo tokoh masyarakat setempat.
Sukamto saat dikonfirmasi mengaku terpaksa melakukan hal ini karena ingin membuat jera pelaku pencurian. Kejadian pencurian ini menimpa keluarganya sudah berkali-kali dan diduga dilakukan oleh orang yang sama. "Sudah 6 kali aksi pencurian terjadi di rumah saya, siapa yang tidak sakit hati. Kami tidak ada maksud apa-apa selain agar pelaku jera," ujarnya membela diri.
Sementara kasus main hakim sendiri ini akan dibawa ke ranah hukum. Dipastikan keluarga korban akan melapor ke aparat kepolisian setempat dalam waktu dekat. "Kami sudah mendampingi korban yang masih sekolah SMP itu dan siap melaporkan kasus ini ke polisi. Ini adalah tindakan main hakim sendiri yang tidak sebanding dengan apa yang dicuri," ujar Ketua Aliansi Peduli Perempuan Sragen (APPS), Sugiyarsi. (Sam)
Aksi main hakim sendiri dengan perlakuan tidak senonoh yang menimpa putri dari pasangan Jumadi (59) dan Karsi (55) ini berawal ketika keluarga Sukamto (52) yang tinggal tidak jauh dari rumah korban mengaku telah kehilangan sejumlah barang. Setelah diusut, diketahui barang-barang tersebut ternyata telah dicuri oleh Rin.
Mengetahui hal itu, Sukamto bersama istri dan salah satu kerabatnya langsung melabrak rumah Rin. Awalnya mereka hanya memarahi Jumadi dan Karsi karena dinilai tidak bisa mendidik anaknya. Kemarahan tidak berhenti sampai disitu, Sukamto seketika menggeret Rin yang saat itu sembunyi di dalam kamar. "Saat itu keluarga Sukamto marah-marah dan saya dituding-tuding. Katanya saya tidak becus mengurus anak, kalau membela berarti saya dianggap membela maling," ujar Jumadi.
Keluarga Sukamto juga sempat menggeledah Kamar Rin dan mendapati barang yang dicuri tersimpan di kamar. Seketika barang itu diambil dan dikalungkan di leher Rin. Sementara, Rin sebelumnya juga dipaksa untuk melucuti pakaiannya hingga buu9il. Rin sendiri tidak bisa berbuat apa-apa dan hanya bisa menangis. Sementara Jumadi dan istri yang melihat anaknya ditelanjangi juga tidak kuasa berbuat apa-apa.
Tidak berhenti sampai disitu, Rin yang telanjang dan berkalungkan sandal serta pakaian curian kemudian dipaksa berjalan keliling kampung. Para tetangga yang menyaksikan juga tidak kuasa menolong. Aksi itu baru berhenti setelah Rin berjalan sekitar 1 kilometer, seorang tokoh masyarakat setempat melihat kejadian itu dan meminta Rin masuk ke rumahnya. "Awalnya saya melihat orang telanjang berjalan dan tidak tahu ada masalah apa. Saya kemudian inisiatif meminta Rin masuk ke rumah dan memakai baju," ujar Widodo tokoh masyarakat setempat.
Sukamto saat dikonfirmasi mengaku terpaksa melakukan hal ini karena ingin membuat jera pelaku pencurian. Kejadian pencurian ini menimpa keluarganya sudah berkali-kali dan diduga dilakukan oleh orang yang sama. "Sudah 6 kali aksi pencurian terjadi di rumah saya, siapa yang tidak sakit hati. Kami tidak ada maksud apa-apa selain agar pelaku jera," ujarnya membela diri.
Sementara kasus main hakim sendiri ini akan dibawa ke ranah hukum. Dipastikan keluarga korban akan melapor ke aparat kepolisian setempat dalam waktu dekat. "Kami sudah mendampingi korban yang masih sekolah SMP itu dan siap melaporkan kasus ini ke polisi. Ini adalah tindakan main hakim sendiri yang tidak sebanding dengan apa yang dicuri," ujar Ketua Aliansi Peduli Perempuan Sragen (APPS), Sugiyarsi. (Sam)
Halaman Berikutnya:
0 Response to "Gara-Gara Mencuri, Siswi SMP Diarak Bu9il Keliling Kampung"
Post a Comment